Politik dan Anak Muda

Masa muda merupakan masa di mana ingin mencoba hal-hal baru. Tak ubahnya dengan dunia politik, anak muda kian aktif menyuarakan suaranya lewat berbagai pilihan medium.

Dalam dunia politik, anak muda merupakan aset berharga karena mempunyai kekuatan tersendiri, di mana suaranya sangat berpengaruh dalam kontestasi pemilihan, baik dari pemilihan presiden, kepala daerah, atau memilih wakil rakyat.

Golongan anak muda merupakan salah satu kelompok yang akan memengaruhi tinggi rendahnya tingkat partisipasi politik. Menurut pakar ilmu politik, Miriam Budiardjo dalam bukunya Partisipasi dan Partai Politik, tinggi atau rendahnya partisipasi politik di masyarakat menjadi indikator penting bagaimana perkembangan demokrasi di suatu negara.

Pentingnya kemelekan politik oleh anak muda, juga diperbincangkan oleh Najwa Shihab bersama Wisnu Nugroho dalam siniar Beginu bertajuk “Menemui Jurnalistik Politik dan Membawa untuk Anak Muda”.

Najwa berpendapat jika anak muda butuh politik, sebagai bahan informasi untuk bersosialisasi.

Negara terbentuk dari hubungan-hubungan politik yang membawa dampak terjadinya proses politik sepanjang keberlangsungan hidup negara.

Setiap warga negara pasti bersinggungan dengan proses politik, entah itu disukai atau tidak disukai. Setiap warga negara sudah seyogianya mengambil bagian atau berpartisipasi dalam proses politik yang terjadi.

Potensi anak muda dalam dunia politik

Jika menelisik ke belakang, tepatnya pada pasca-pemilu 2019, banyak partai politik yang melibatkan anak muda.

Akan tetapi, proses penempatan anak muda dalam partai politik tentu tidak semudah membalik telapak tangan, sebab bukan hanya mengandalkan strategi atau hanya mencari sebuah momentum semata.

Antusiasme anak muda dalam politik, juga bisa dilihat saat pemilu presiden (Pilpres) 2019. Melansir kompas.com, anak muda berhasil mendobrak mitos tentang generasi muda yang dianggap paling apatis terhadap politik. Apabila dikelola dengan baik, potensi anak muda bisa menjadi jawaban bagi partai politik untuk menghadapi tantangan politik yang kian dinamis, serta kebutuhan elektoral yang rasional.

Tentu tidak semua anak muda harus aktif berpolitik, namun demokrasi di Indonesia yang berkualitas akan terwujud jika anak muda Indonesia menggunakan dengan baik hak berpolitik mereka, yakni memilih dan menyampaikan aspirasinya.

Sebuah penelitian menemukan, jika pendidikan politik penting bagi anak muda karena mereka adalah generasi pemilih di masa yang akan datang.

Sudah sepantasnya anak muda membuka wawasan politik agar apa pun opini publik yang diberikan terkait proses politik, tidak ditelan mentah-mentah.

Memilih bukanlah hal yang mudah, namun tidak memilih dalam pemilihan umum yang menyangkut kepentingan negara bukanlah sikap yang bijak. Tugas partai politik adalah memastikan anak muda terlibat dalam program-program yang dicanangkannya.

Media Sosial Sebagai Medium Politik

Survei membuktikan jika generasi milenial yang memiliki ketergantungan internet sekitar 88,4 persen.

Tentu saja hal ini menjadi faktor mengapa peran internet, terlebih media sosial sangat berpengaruh dalam kontestasi politik di Indonesia. Kondisi ini membuat partai politik berlomba-lomba untuk membangun kekuatan politik di ranah digital.

Berbagai platform media sosial tak luput dari pengawasan partai politik, guna mengampanyekan program yang dibawanya.

Media sosial dianggap mampu menjangkau jauh lebih banyak pemilih dari kalangan anak muda. Kehadiran media sosial juga mempermudah mobilisasi para kader partai politik yang tersebar di seluruh Indonesia.

Menurut Andriadi, evolusi teknologi komunikasi dan informasi telah menciptakan evolusi di dunia politik. Oleh publik, media sosial dijadikan sebagai medium baru untuk mengekspresikan partisipasi politik, sementara bagi para politisi sendiri media sosial menjadi sarana baru dalam menjalin komunikasi, membangun interaksi, dan menyebarkan informasi kepada publik.

Mata Najwa : Usaha Mendorong Anak Muda Melek Politik

Dalam siniar Beginu, Najwa mengungkapkan jika dahulu ia diberi tawaran untuk membuat sebuah program yang mencantumkan nama dirinya.

Jatuh bangun ia rasakan saat awal mula membangun program televisi yang tayang di sebuah stasiun televisi swasta.

Berbekal pengalaman ketika ia menjadi mahasiswa hukum dan jurnalis, ia memberanikan diri untuk meluncurkan sebuah program yang menarik perhatian anak muda untuk melek terhadap dunia politik Indonesia.

Waktu dan tenaga ia korbankan bersama tim untuk terus bereksplorasi menemukan formulasi tepat untuk menyajikan tontonan yang membuat orang betah menonton dari awal hingga akhir. Dirinya percaya, menjernihkan definisi untuk anak muda merupakan sebuah tantangan yang harus dijalani. “Mata Najwa juga mencoba datang dari kampus ke kampus untuk menarik minat mahasiswa. S

aya ingat kampus yang didatangi adalah Universitas Sriwijaya di Palembang, saat itu yang datang ribuan. Saya tidak menyangka jika mereka betah duduk berlama-lama. Ternyata mereka peduli akan isu yang berkembang di sekitarnya dan mematahkan stigma negatif masyarakat, bahwa anak muda tidak peduli dengan politik,” ujarnya.

Anda bisa mendengarkan secara lengkap perbincangan seru Najwa Shihab bersama Wisnu Nugroho dalam siniar Beginu, yang bisa diakses melalui tautan berikut https://dik.si/beginu_najwa. Simak juga episode terbaru Beginu yang tayang tiap hari Rabu. Dengan pembahasan seputar paradoks kehidupan, mengungkap yang nyata dibalik ‘fakta’, yang dipandu oleh Wisnu Nugroho, jurnalis, penulis, dan pemimpin redaksi Kompas.com.

Sumber : https://www.kompas.com

Tinggalkan komentar

Follow by Email
Pinterest
LinkedIn
Instagram